Langsung ke konten utama

Mimpi Kaya Dalam Tidur Mereka

"Tidur-tiduran itu untuk orang kaya, berarti kamu sudah kaya tidur-tiduran segala!"

Pertanyaanku, apakah benar tidur-tiduran hanyalah hak prerogatif yang dimiliki oleh orang-orang kaya? Bagaimana dengan mereka yang belum kaya? Yang ingin kaya? Sedang bermimpi menjadi orang kaya?

Saya jadi teringat Rhoma Irama: yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin!

Orang kaya sepertinya memiliki nafas yang lebih panjang. Meskipun mereka tidur-tiduran dalam waktu sehari, dua hari, satu minggu atau bahkan sampai dengan satu bulan, pasti mereka masih mampu untuk bernafas. Mereka tak perlu cemas memikirkan resiko belanja kebutuhan sehari-hari, darimana menutup biaya operasional sebagai tuntutan gaya hidup mereka. Mereka dapat dengan sangat mudah mengaturnya dengan mencairkan bunga depositonya, menarik dana tunai via atm, mengambil laba perusahaan dll. Kondisi yang paling buruk pun mereka masih bisa bernafas lebih panjang dengan menjual sebagian aset yang mereka miliki.

Bagaimana dengan yang lain? Boro-boro punya deposito, tabungan apa mereka tidak punya. Boro-boro menjual aset, rumah saja mereka tidak punya! Kenyataan hidup yang senantiasa mereka hadapi, bagaimana mereka bisa memberikan makan bagi anak-anak dan istri mereka? Mereka sudah tak peduli dengan yang namanya makanan bergizi, yang penting hari ini mereka bisa makan dengan apa! Masih banyak juga diantaranya yang kebingungan, bagaimana mereka bisa melindungi anak-anak dan istri mereka dari sengatan panas matahari atau melindungi mereka dari begitu deras dan dinginnya air hujan. Mereka semua tidak memiliki rumah untuk sekedar berteduh! Hari ini kehujanan, mereka bingung untuk memakai baju yang mana keesokan harinya. Baju mereka itu, subhanallah, limited edition, hari ini pakai esok hari juga pakai.

Jika mereka belum mampu mengeluarkan seluruh tenaga mereka sampai benar-benar terkuras, jika cucuran keringat mereka belum benar-benar habis, rasanya mereka belum bisa mendapatkan sesuatu. Ketika tenaga sudah benar-benar lemas, keringat pun sudah tak bisa menetes lagi, apa yang mereka dapatkan sungguh tak sebanding dengan apa yang sudah mereka perjuangkan. Allahhu Akbar!!! Maafkan hambamu dengan ketidakmampuannya.

Pernahkan kalian melihat seorang bapak yang sudah tua renta menjajakan air bersih dengan rodanya dari rumah ke rumah? Pernahkah kalian melihat seorang ibu yang sudah sepuh berjalan membungkuk dan tertatih-tatih sambil menengadahkan mangkok mengharapkan belas kasihan orang lain? Pernahkah kalian melihat seorang bapak dengan banyaknya benjolan yang menempel di seluruh tubuhnya duduk bersimpuh mengharapkan pertolongan orang di perempatan jalan? Subhanallah, banyak sekali di antara kita yang benar-benar belum beruntung.

Ya Allah, maafkan hambamu yang lemah ini, yang tak mampu berbuat apa-apa melihat kenyataan yang ada. Hamba hanya bisa meratap, menangis dan menjerit dengan berbagai ketidakmampuan hamba. Sungguh hamba adalah umatmu yang sangat lemah.

Ya Allah, berikan pertolongan-Mu. Tunjukkan jalan-Mu kepada orang-orang yang mengaku kaya itu. Bukakan hati mereka agar mau berbagi kebahagiaan dengan mereka yang belum beruntung itu.

Jika saja mereka yang belum beruntung itu belum menjadi orang kaya, ijinkan saja mereka untuk tetap bercita-cita agar kelak bisa menjadi orang yang kaya. Biarkan saja mereka meneruskan tidur-tiduran mereka. Agar mereka benar-benar bisa menjadi orang kaya. Meskipun semua hanya ada dalam mimpi buah tidur mereka.

09092010-"Mereka-mereka yang tetap bekerja ketika orang-orang lain sedang menikmati liburannya"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Segala Keadaan Sangat Baik

Abu Yahya (Shuhaib) bin Sinan Arrumy RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin: jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan; sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya" (HR. Muslim)

Apa Yang Kamu Cari? Sumber Penyesalan?

"Saya sebenarnya sudah coba di Jakarta. Tapi karena kepengurusan disana sudah ada dan sudah terisi semua, kebanyakan sih masih kerabat keluarga, maka saya akan coba di Bandung. Saya ingin aktif di kepengurusan Bandung", demikian yang saya tangkap dari saudara kita yang nampaknya sangat terobsesi. Subhanallah. Apa yang kau cari teman? Sampai sebegitu ambisiusnya! Kamu sengaja datang ke Bandung untuk "meminta jatah"? Kamu ingin tercatat sebagai pengurus di organisasi ini? Jika kuperhatikan, sejatinya kamu memang sangat ambisius. Meskipun kamu sudah tahu soal bakal kepengurusan yang lain, kamu seolah tidak peduli. Kamu masih bertanya soal banyak hal, apapun kau coba cari-cari. Siapa tahu memang ada peluang! Padahal kamu sudah tahu soal mekanisme organisasi. Semuanya sudah berjalan. Harusnya kamu bisa mengetahui itu. Harusnya kamu bisa menghargai itu. Bukankah kamu lebih paham soal organisasi? Mungkin mereka adalah nothing. Bakal kepengurusan yang ada sangat

HASAN RIDWAN

"Meluruskan Tekad, Menjemput Rejeki" Sungguh Allah Maha Baik. Tidak sepatutnya ada keraguan betapa Allah SWT senantiasa mencurahkan limpahan taufik dan hidayah-Nya. Meski kebanyakan kita berlumuran dosa namun Allah SWT. tetap memberikan rahmat itu. Kita sudah diingatkan mengenai kontrak itu. Siapa yang berani membantah? Sanggupkah kita membelinya? Tulisan ini tidak lebih hanya sekadar upaya untuk mengingatkan kembali kepada diri sendiri. Saya harus menyusun langkah ini agar lebih istiqomah lagi mengharapkan ridho-Nya. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua untuk tetap mahabbah & ma'rifat kepada-Nya. Amien. H : H arus Punya Tekad A : A gamaku (Harus) Islam S : S elalu Mengingat Allah A : A krab Dengan Sesama Muslim N : N amanya Sakinah Mawaddah Warahmah R : R enungkan arti dan makna zuhud I : I lmu Yang Bermanfaat D : D emi Waktu W : W ajib Hukumnya Untuk Berbagi A : A nak Yang Sholeh N : N ikmati Setiap Proses