Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Langkah 2: AGAMAKU (HARUS) ISLAM

2.1 Kenapa (Harus) Islam? Saya tidak berani membantah betapa Islam adalah agama yang paling benar. Tugas kita pun sudah sangat jelas. Kita telah memiliki kontrak itu. Kita harus mampu melaksanakannya secara profesional. Kepada manusia kita senantiasa berkomitmen dengan MOU, bagaimana terhadap Islam? Sudah siapkah bekal kita di yaumiddin ? Rasulullah Saw. telah memberi petunjuk yang sangat jelas. Tidakkah kita mengetahuinya? Beliau telah meninggalkan petunjuk dan saya yakin kita tidak akan tersesat kehilangan-Nya. Saya bertekad untuk mengindahkan Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah Saw. Saya harus meyakini bahwa Al-Qur'an adalah sebaik-baiknya perkataan dan Hadist Rasulullah Saw. adalah sebaik-baiknya petunjuk. Saya tidak ingin terjerumus ke dalam bid'ah. Islam sangatlah simple. Kita lah yang selalu membuat rumit. 2.2 Bagaimana Menjadi Islam? Saya sudah sedemikian banyak tertinggal. Saya terlalu banyak berbuat ingkar. Sungguh, saya harus segera bertaubat. Banyak hal yang harus s

Langkah 1: HARUS PUNYA TEKAD

1.1 Kenapa Harus Punya Tekad? Kita telah diajarkan betapa setiap perbuatan tergantung kepada niat. Bismillah, mari kita mantapkan untuk memulainya dengan niat yang baik. Niatkan untuk selalu berbuat baik. Tapi awas: JANGAN BERHENTI DALAM BAB NIAT !!! Kita harus berbuat. Kita akan dihisab untuk itu. Janganlah kita semua sampai terperosok dan terlarut dalam "MIMPI UNTUK BERBUAT BAIK". Tidak inginkah kita punya banyak tabungan? Mulai detik ini saya berniat untuk meluruskan kembali langkah ini. Saya akan memulainya dengan tekad: LAA ILLAAHA ILLALLAH. 1.2 Bertekad Menjadi Seorang Promotor Saya harus punya target. Saya ingin terkenal. Sungguh, saya ingin menjadi orang terkenal. Saya bertekad menjadi seorang yang dikenal Allah SWT. dan Rasulullah Saw. Amien. Saya harus menjadi orang kaya. Saya harus menjadi seseorang yang kaya hati. Insya Allah, semoga Allah SWT. memudahkan jalannya. Saya ingin kita semua berada dalam track yang benar untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Saya be

HASAN RIDWAN

"Meluruskan Tekad, Menjemput Rejeki" Sungguh Allah Maha Baik. Tidak sepatutnya ada keraguan betapa Allah SWT senantiasa mencurahkan limpahan taufik dan hidayah-Nya. Meski kebanyakan kita berlumuran dosa namun Allah SWT. tetap memberikan rahmat itu. Kita sudah diingatkan mengenai kontrak itu. Siapa yang berani membantah? Sanggupkah kita membelinya? Tulisan ini tidak lebih hanya sekadar upaya untuk mengingatkan kembali kepada diri sendiri. Saya harus menyusun langkah ini agar lebih istiqomah lagi mengharapkan ridho-Nya. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua untuk tetap mahabbah & ma'rifat kepada-Nya. Amien. H : H arus Punya Tekad A : A gamaku (Harus) Islam S : S elalu Mengingat Allah A : A krab Dengan Sesama Muslim N : N amanya Sakinah Mawaddah Warahmah R : R enungkan arti dan makna zuhud I : I lmu Yang Bermanfaat D : D emi Waktu W : W ajib Hukumnya Untuk Berbagi A : A nak Yang Sholeh N : N ikmati Setiap Proses

Mencari Makna Kebersamaan

Oleh: Hasan Ridwan Dua tahun adalah masa dan periode kebersamaan itu Beragam suka dan duka telah kita lewati Betapa cucuran keringat dan keluh kesah menjadi saksi Bagaimana sejumlah manusia berinteraksi Tak terasa waktu jua yang bicara Betapa kita saling merasa Masih banyak kendala yang hantui kita Belum juga cinta satukan kita Hidup adalah perjuangan Kerja keras mesti menjadi panduan Tak boleh ada dendam membara Pilihan kita ternyata masih jauh berbeda Mungkin kemarin belum bisa tercipta Satukan rasa eratkan cinta Ke depan kita akan melangkah Masihlah ada peluang kita Ingin rasanya ku ucap kata Maafkan sikap dan tutur kata Selama ini tak banyak tanda Betapa kita saling mencinta Mungkinkah ini jalan terbaik? Hanyalah hati yang kan bicara Terima kasih atas segala kepercayaan Maafkan atas segala khilaf Maafkan atas segala kekurangan Maafkan atas segala ketidaksopanan Maafkan atas segala kekurangajaran Semoga ini bukan pilihan mutlak Menjalin kebersamaan dengan sesama AdCom, 16 Maret 2004

Dia Pun Lewat

Oleh: Hasan Ridwan Astagfirullah, Hasbunallah wa ni'mal wakiil Ni'mal maula wa ni'mannasiir Dia lewati jalan ini Semua pasti kenal Sang Raja Alam Seribu Dongeng Dia tanyakan soal pesta itu Entah kepada siapa? Duduk tak nyaman Tangan tak mampu menari Sepertinya ada pesta Sepertinya ada pesta Semua tahu soal pesta Disinipun ada Siapa yang pernah ikut? Apakah ini yang namanya pesta? Dia pun lewat lagi Maaf, dimanakah pesta itu? Serpong, 22 April 2008, Pkl. 11.21 BBWI Inspirasi: Sang Raja Alam Seribu Dongeng lewat di depan mata

Anda Tampak Lelah

Oleh: Hasan Ridwan Selamat Pagi Kenapa? Anda tampak lelah Anda sangat lelah Anda selalu kelihatan lelah Tetap semangat ! Tetaplah kejar yang anda cari Apakah itu yang anda mau? Betapa berat jalan itu Anda sungguh kuat Tak pernah lelah terus lewati Hari ke hari tak kunjung mati Saya pahami sebuah obsesi Demi anak dan juga istri Do'a mereka pasti kan menyertai Meski hati di ambang mati Kupandangi wajah mereka Aku yakin tak mampu beli Rasanya banyak yang mereka cari Sudahkah anda beli? Serpong, 22 April 2006, Pkl. 10.56 BBWI Inspirasi: Dia (selalu) terlihat lelah

Jangan Nangis Sayang

Oleh: Hasan Ridwan Salwa, Ayah sedang duduk dan bersimpuh Kepada-Nya lah do'a ini Tangan ini terasa letik terangkat Sungguh sesak menghirup udara Begitu deras aliran ini Salwa, Jangan nangis sayang Jangan nangis Jangan sayang Jangan Ayah senantiasa bersyukur Betapa Allah Maha Baik Salwa adalah anugerah terbaik Subhanallah Selamat tidur sayang Mimpi yang indah Kita akan terus bermain Kita akan tetap bercanda Dalam mimpi yang sama Serpong, 21 April 2006 Pkl. 21.30 BBWI Inspirasi: Saat ayah telepon, Salwa pun menangis

Ini Bukan WC Umum

Oleh: Hasan Ridwan Saya marah Kamu salah Saya salah Kamu tak berhak marah Tahukah kamu? Ini bukan WC umum Disana pun sudah biasa Tak usahlah banyak bertanya Maaf, berapakah yang biasa itu? Inilah Alam Seribu Dongeng Semua peran penuh misteri Hati-hati kebelet pipis Ini bukan WC umum Serpong, 22 April 2006 Pkl. 11.36 BBWI Inspirasi: Di tempat lain juga ada

Benar Tapi Tidak Baik

Oleh: Hasan Ridwan Sungguh Allah Maha Benar Kita semakin larut, kian terperosok Betapa hati tak pandai bicara Jauhkan riya, jangan terlena Jangan kau buang waktu Memang tak ada ilmu Mulutnya terlalu berbisa Sepertinya sebuah pengakuan Bagaikan petir di siang bolong Dia pikir saya akan berbangga diri Disini jelas terpampang: LOYALITAS ADALAH BODOH TEAM WORK ADALAH BODOH ........................ ADALAH BODOH Sungguh, semua nampak semakin jelas Sungguh, Allah Maha Penyayang Tak pantas rasa untuk gelisah Anda mungkin benar Semua kan sudah terbayar! Namun sayang beribu sayang Kebenaran itu tidaklah baik Serpong, 19 April 2008 Pkl. 19.35 BBWI Inspirasi: Saya Pintar Tapi Bodoh

Mulai Bangun Konstruksi

Oleh: Hasan Ridwan Kita sudah tahu Apa yang harus kita beli? Kita selalu tawar Harga terbaik yang ingin selalu kita beli Mari melangkah dengan pasti Kita akan bangun konstruksi itu Tak usah khawatir kurang materi Dia selalu hadir untuk memberi Kemana lagi akan berlari Janganlah kita membuang waktu Konstruksi itu jangan kau huni Bukan itu yang kita cari Untuk apa kau tinggali Kepada siapa kamu kan kembali? Serpong, 22 April 2006 Pkl. 10.30 BBWI Inspirasi: Kembali fokus

Insya Allah Menang

Oleh: Hasan Ridwan Saya telah diingatkan Kita telah sama-sama diingatkan Tak perlu kita berbuat ingkar Mungkinkah namapk kekalahan? Rasanya terbalik, Insya Allah, saya yang menang Bukan beruntung, justru menang Amarah pun tak jua nampak Bukan beruntung, tapi dia malu Tak bisa bantah, memanglah benar Terucap kata soal tak fokus Kita sama-sama dengarkan Bukan tak ada waktu Sungguh, memang tak mampu Dicontohkan soal berlian Dengan jawaban tepat sasaran Teringat akan pangersa Aang Soal sabun dan vegeta Deteksi soal yang lain Terbantah rasa bersalah Tak tentu arah, salah kaprah Saya teringat seorang nama Ketika itu masih kuliah Tidaklah lebih jadi masalah Brainstorming, kita sudah cukup tahu Dengan arogan dia berujar Meski salah, cuek saja Siapa yang menang? Sayang amarah tak kunjung tiba Sempurnakan dia di depan mata Tak perlu menang untuk disini Semua sudah dibeli Di akhir nanti yang lebih pasti Kemenangan yang hakiki Berangkat? Serpong, 19 April 2006 & 20 April 2006 Inspirasi: Kalau

Maukah Terus Terpuruk?

Oleh: Hasan Ridwan Bagaimana ini? Kita masih terpuruk. Dengan apa kita bayar iuran bangunan dan iuran sekolah? Jajan anak sekolah? Bayaran listrik? Tunggakan telepon? Tunggakan iuran warga? Cicilan barang yang masih tersisa? Keperluan rumah tangga? Juga hutang-hutang yang belum dilunasi? Penghasilan pun tidak punya! Makan apa kita hari ini? Besok bagaimana? Allaahumma yaa Qoodiyal Haajaat. Yaa Tuhanku yang memenuhi segala kebutuhan. Hanya kepada Engkaulah kami berharap. Hanya Engkaulah sebaik-baik pengurus dan pemberi pertolongan. Allaahumma yaa Arhamar Roohimiin. Yaa Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mohon ampuni segala dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat. Ampuni segala kesalahan kami kepada orang tua kami. Jangan jauhkan kami dari pintu rahmat-Mu. Jangan biarkan kami terbenam di dalam kesesatan yang nyata. Jauhkan segala kekhawatiran ini. Bebaskan kami dari belenggu kesusahan dunia. Mudahkan jalan kami untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Amien .

Hati-hati Dengan Janji

Oleh: Hasan Ridwan Kita harus segera merapatkan barisan. Mari bersama-sama berjuang untuk membebaskan diri kita dari zona kemunafikan menuju zona keimanan . Janganlah terlalu mudah mengobral janji! Rasulullah Saw. telah mengingatkan melalui Bukhari Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra: “ Tanda-tanda munafik itu tiga perkara, ketika berbicara ia berdusta, ketika bersumpah ia mengingkari, ketika dipercaya ia khianat ”. Jangan sampai terlena. Zona kemunafikan itu akan membawa kita kepada kesengsaraan abadi. Ketika itu tidak akan ada seorang pun yang mampu menolong kita. Naudzu billahhi min dzalik . Allah SWT. telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka” (QS. An-Nisaa : 45). Kita sudah sama-sama tahu siapa diri kita, untuk apa diciptakan dan mau kemana kita? Masing-masing dari kita tidak akan mampu melew

Kenapa Membantah Ulil Amri?

Oleh: Hasan Ridwan Sungguh berat beban yang harus di pikul oleh seorang ulil amri ( penguasa ). Ketika setiap orang di antara kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap amal perbuatan kita, mereka pun harus menambahnya dengan apa yang sudah diperbuatnya pada periode kekuasaannya. Saya yakin, tidak ada satupun yang akan terlewatkan pada saat itu. Bagi mereka yang tidak menjadi ulil amri tentu lebih mudah. Beban itu seharusnya menjadi lebih ringan. Hanya saja kebanyakan di antara kita selalu mendahului kehendak-Nya. Kita senantiasa khilaf, lidah ini memang tak bertulang, lisan pun rasanya mudah tergelincir. Para ulil amri yang memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik pun seakan tak pernah luput dari gunjingan. Sesungguhnya pada saat itu mereka sedang menantang marabahaya. Ketika kita menggunjingkan para ulil amri apalagi sampai membantahnya maka sesungguhnya kita akan benar-benar berhadapan dengan Rasulullah Saw. dan Allah SWT. Coba renungkan sabd

Tetaplah Istiqomah Wahai Ulil Amri

Oleh: Hasan Ridwan Bersabarlah! Jangan bebani hati kita dengan emosi yang berlebihan. Semua sudah menjadi ketentuan dari-Nya. Apa yang sedang dihadapi pada saat ini tidak lebih hanyalah sebuah ujian belaka. Tetaplah fokus, Insya Allah kita dapat melaluinya dengan mudah selama kita ikhlas dan tawakal kepada-Nya. Amien. Sebagai seorang ulil amri , menghadapi berbagai konflik kepentingan yang diakibatkan oleh banyaknya perbedaan merupakan hal yang sangat lumrah. Buat apa kita larut dalam suasana kecewa atau bahkan membuang energi percuma. Setiap orang maupun sekelompok orang sejatinya berhak untuk berbeda pendapat. Posisi anda sebagai seorang ulil amri sudah mendapatkan legitimasi dari Rasulullah Saw. dan harus ditaati oleh setiap orang-orang yang beriman. Jika tidak merasa sebagai seorang yang beriman tentunya tidak punya kewajiban untuk menaati ulil amri . Allah SWT. telah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri d

Rejeki & Kematian

Oleh: Hasan Ridwan Akankah hidup itu menjadi indah jika berbagai kemewahan dunia sudah kita miliki? Akankah kenikmatan itu benar-benar dapat kita rasakan jika mempunyai pekerjaan terpandang, jabatan tinggi, gaji besar, fasilitas kantor yang serba lengkap, rumah mewah, mobil mewah, perhiasan mentereng, tabungan dan deposito melimpah? Akankah kita menjadi orang yang serba kekurangan ketika kita tidak memiliki satupun diantaranya? Mengapa kita menjadi sedemikian hina. Ketika dunia harus menjadi pelayan kita, mengapa kita malah mengemis-mengemis meminta dunia? Sudah waktunya kita mengobati qalbu kita. Sekarang juga. Kita tidak boleh terlalu banyak “bermimpi”. Janganlah menipu diri sendiri. Berbagai kemewahan itu hanyalah fatamorgana. Tidaklah pantas, sungguh sangat tak pantas jika kita terus meratapi ketidakmampuan kita untuk memiliki dunia. Pernahkah berfikir bagaimana rasanya jika mata kita tidak bisa melihat? Seperti apa rasanya jika telinga kita tidak bisa mendengar? Apa yang akan te