Langsung ke konten utama

Hati-hati Dengan Janji

Oleh: Hasan Ridwan

Kita harus segera merapatkan barisan. Mari bersama-sama berjuang untuk membebaskan diri kita dari zona kemunafikan menuju zona keimanan. Janganlah terlalu mudah mengobral janji!

Rasulullah Saw. telah mengingatkan melalui Bukhari Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra:

Tanda-tanda munafik itu tiga perkara, ketika berbicara ia berdusta, ketika bersumpah ia mengingkari, ketika dipercaya ia khianat”.

Jangan sampai terlena. Zona kemunafikan itu akan membawa kita kepada kesengsaraan abadi. Ketika itu tidak akan ada seorang pun yang mampu menolong kita. Naudzu billahhi min dzalik.

Allah SWT. telah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka” (QS. An-Nisaa : 45).

Kita sudah sama-sama tahu siapa diri kita, untuk apa diciptakan dan mau kemana kita?

Masing-masing dari kita tidak akan mampu melewati begitu saja pengadilan-Nya. Sudah lupakah kita akan yaumiddiin? Hanya di dunia saja kita bisa melihat betapa bertaburan ketidakadilan itu. Hanya kaum The Have yang seolah-olah menguasai dunia. Mereka sudah sangat sakau sehingga lupa akan jalan kembali.

Mereka semua sudah disilaukan dengan gemerlap dunia. Mereka sudah lupa atau bahkan “melupakan diri” bahwa setiap dari kita akan dimintai pertanggungjawabannya.

Demikian pula halnya dengan JANJI. Berhati-hatilah!!! Jaga lidah kita, kuasai emosi kita, ingatlah kepada Allah SWT. mohon petunjuk-Nya.

Catat, renungkan dan laksanakan firman Allah SWT berikut ini:

Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti di minta pertanggungjawabannya”. (QS. Al-Isra’ : 34)

Marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Mari saling nasihat-menasihati dalam kebenaran. Pertebal Iman kita. Insya Allah yang terbaik yang akan diberikan-Nya.

Kita semua masih merindukan panggilan-Nya dengan sebutan orang-orang beriman, bukan? Adakah yang lain?

Mari kita berjama’ah untuk senantiasa istiqomah dalam memenuhi berbagai bentuk janji yang kita lakukan.

Allah SWT. kembali berfirman untuk mengingatkan kita semua:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”. (QS. Al-Maaidah : 1)

Apa lagi yang kita tunggu? Segera inventarisasi kembali apa saja yang telah kita janjikan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Segeralah bermuhasabah. Jangan ambil resiko! Mari kita saling mengingatkan satu sama lain. Apakah kita yakin masih memiliki jatah dari-Nya?

Wallahhu Alam Bishowab.

Bumi Panyawangan, 7 Juni 2007 Pkl. 21.00 – 22.15 BBWI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Membantah Ulil Amri?

Oleh: Hasan Ridwan Sungguh berat beban yang harus di pikul oleh seorang ulil amri ( penguasa ). Ketika setiap orang di antara kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap amal perbuatan kita, mereka pun harus menambahnya dengan apa yang sudah diperbuatnya pada periode kekuasaannya. Saya yakin, tidak ada satupun yang akan terlewatkan pada saat itu. Bagi mereka yang tidak menjadi ulil amri tentu lebih mudah. Beban itu seharusnya menjadi lebih ringan. Hanya saja kebanyakan di antara kita selalu mendahului kehendak-Nya. Kita senantiasa khilaf, lidah ini memang tak bertulang, lisan pun rasanya mudah tergelincir. Para ulil amri yang memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik pun seakan tak pernah luput dari gunjingan. Sesungguhnya pada saat itu mereka sedang menantang marabahaya. Ketika kita menggunjingkan para ulil amri apalagi sampai membantahnya maka sesungguhnya kita akan benar-benar berhadapan dengan Rasulullah Saw. dan Allah SWT. Coba renungkan sabd...

Maukah Terus Terpuruk?

Oleh: Hasan Ridwan Bagaimana ini? Kita masih terpuruk. Dengan apa kita bayar iuran bangunan dan iuran sekolah? Jajan anak sekolah? Bayaran listrik? Tunggakan telepon? Tunggakan iuran warga? Cicilan barang yang masih tersisa? Keperluan rumah tangga? Juga hutang-hutang yang belum dilunasi? Penghasilan pun tidak punya! Makan apa kita hari ini? Besok bagaimana? Allaahumma yaa Qoodiyal Haajaat. Yaa Tuhanku yang memenuhi segala kebutuhan. Hanya kepada Engkaulah kami berharap. Hanya Engkaulah sebaik-baik pengurus dan pemberi pertolongan. Allaahumma yaa Arhamar Roohimiin. Yaa Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mohon ampuni segala dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat. Ampuni segala kesalahan kami kepada orang tua kami. Jangan jauhkan kami dari pintu rahmat-Mu. Jangan biarkan kami terbenam di dalam kesesatan yang nyata. Jauhkan segala kekhawatiran ini. Bebaskan kami dari belenggu kesusahan dunia. Mudahkan jalan kami untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Amien . ...

Apa Yang Kamu Cari? Sumber Penyesalan?

"Saya sebenarnya sudah coba di Jakarta. Tapi karena kepengurusan disana sudah ada dan sudah terisi semua, kebanyakan sih masih kerabat keluarga, maka saya akan coba di Bandung. Saya ingin aktif di kepengurusan Bandung", demikian yang saya tangkap dari saudara kita yang nampaknya sangat terobsesi. Subhanallah. Apa yang kau cari teman? Sampai sebegitu ambisiusnya! Kamu sengaja datang ke Bandung untuk "meminta jatah"? Kamu ingin tercatat sebagai pengurus di organisasi ini? Jika kuperhatikan, sejatinya kamu memang sangat ambisius. Meskipun kamu sudah tahu soal bakal kepengurusan yang lain, kamu seolah tidak peduli. Kamu masih bertanya soal banyak hal, apapun kau coba cari-cari. Siapa tahu memang ada peluang! Padahal kamu sudah tahu soal mekanisme organisasi. Semuanya sudah berjalan. Harusnya kamu bisa mengetahui itu. Harusnya kamu bisa menghargai itu. Bukankah kamu lebih paham soal organisasi? Mungkin mereka adalah nothing. Bakal kepengurusan yang ada sangat...