Langsung ke konten utama

Langkah 1: HARUS PUNYA TEKAD

1.1 Kenapa Harus Punya Tekad?

Kita telah diajarkan betapa setiap perbuatan tergantung kepada niat. Bismillah, mari kita mantapkan untuk memulainya dengan niat yang baik. Niatkan untuk selalu berbuat baik.

Tapi awas: JANGAN BERHENTI DALAM BAB NIAT !!! Kita harus berbuat. Kita akan dihisab untuk itu. Janganlah kita semua sampai terperosok dan terlarut dalam "MIMPI UNTUK BERBUAT BAIK". Tidak inginkah kita punya banyak tabungan?

Mulai detik ini saya berniat untuk meluruskan kembali langkah ini. Saya akan memulainya dengan tekad: LAA ILLAAHA ILLALLAH.

1.2 Bertekad Menjadi Seorang Promotor

Saya harus punya target. Saya ingin terkenal. Sungguh, saya ingin menjadi orang terkenal. Saya bertekad menjadi seorang yang dikenal Allah SWT. dan Rasulullah Saw. Amien.

Saya harus menjadi orang kaya. Saya harus menjadi seseorang yang kaya hati. Insya Allah, semoga Allah SWT. memudahkan jalannya. Saya ingin kita semua berada dalam track yang benar untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Saya bertekad menjadi seorang promotor. Saya akan mencoba merumuskan target hidup sebagai seorang promotor di tahun 2012 dan tahun 2020.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang:

Target Hidup Di Tahun 2012:
MENJADI SEORANG PROMOTOR ISLAMI YANG SENANTIASA ISTIQOMAH DALAM MEMPERERAT TALI SILATURAHMI (Usia 39 Tahun)

Target Hidup Di Tahun 2020:
EKSIS SEBAGAI SEORANG PROMOTOR ISLAMI YANG MEMILIKI KOMUNITAS YANG SANGAT KUAT & PUNYA KOMITMEN DALAM MENEGAKKAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR DI INDONESIA

1.3 Kenapa Promotor?

a. Insya Allah, saya tidah hanya ingin sukses tapi juga berharap kemuliaan. Saya akan mempromotori diri sendiri. Saya yakin, menjadi seorang promotor akan memberi banyak kesempatan untuk bisa beribadah kepada-Nya.
b. Menjadi seorang promotor sangatlah nyaman. Saya bukan seorang pakar dan (rasanya) tidak mesti menjadi seorang pakar. Bismillah, semoga ada jalan-Nya. Saya ingin menjadi seorang yang berilmu. Saya ingin merasakan kenikmatan dalam berbagi ilmu.
c. Menjadi seorang promotor lebih mudah. Saya jelas bukan orang kaya tapi rasanya tidak harus menjadi kaya. Allahhu Akbar, pastinya mudah menjadi kaya. Saya ingin merasakan kebesaran-Nya. Saya yakin kekayaan itu bukan milik kita. Ada banyak saham milik mereka.
d. Menjadi seorang promotor sungguh mulia. Saya bukan seorang ulama tapi harus berkumpul bersama mereka. Saya ingin menjadi seorang anak yang sholeh. Sungguh, saya ingin berkumpul dan bergembira bersama-sama anak yang sholeh.

1.4 Indikator Keberhasilan Di Tahun 2012
a. Telah memprakarsai dan terlibat secara aktif dalam pembentukan komunitas generasi Islam yang berjiwa entrepreneur.
b. Telah memprakarsai dan terlibat secara aktif dalam pembentukan komunitas generasi Islam yang kaffah dengan cara menulis dan membaca.
c. Telah memprakarsai dan terlibat secara aktif dalam pembentukan beberapa unit bisnis yang didasarkan kepada syariah Islam.
d. Telah memprakarsai dan terlibat secara aktif dalam penulisan 2 (dua) buah buku yang dapat memberikan referensi hidup kepada lebih dari 1.000 (seribu) orang.
e. Telah memprakarsai dan terlibat dalam pembentukan komunitas generasi Islam yang konsisten dalam menyantuni fakir miskin.
f. Saya akan senantiasa taqorrub Ilallah dan bermunajat sehingga dapat melaksanakan rukun Islam yang kelima bersama keluarga. Allahhu Akbar. Amien.

1.5 Indikator Keberhasilan Di Tahun 2020
a. Saya memiliki lebih dari 100 (seratus) saudara yang telah meraih SUKSES dan MULIA sebagai seorang entrepreneur muslim.
b. Saya memiliki lebih dari 100 (seratus) saudara yang telah meraih SUKSES dan MULIA sebagai seorang penulis muslim.
c. Saya memiliki lebih dari 100 (seratus) saudara yang telah menjalankan beberapa unit bisnis berdasarkan syariah Islam.
d. Saya dapat berbagi referensi hidup melalui 5 (lima) buah buku kepada lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) orang.
e. Saya telah terlibat secara aktif dalam pengelolaan sebuah panti asuhan Islami.
f. Saya telah terlibat secara aktif dalam gerakan menyantuni fakir miskin.
g. Saya telah terlibat secara aktif dalam pengelolaan sebuah lembaga pendidikan Islami yang diprioritaskan bagi anak-anak yatim dan fakir miskin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Membantah Ulil Amri?

Oleh: Hasan Ridwan Sungguh berat beban yang harus di pikul oleh seorang ulil amri ( penguasa ). Ketika setiap orang di antara kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap amal perbuatan kita, mereka pun harus menambahnya dengan apa yang sudah diperbuatnya pada periode kekuasaannya. Saya yakin, tidak ada satupun yang akan terlewatkan pada saat itu. Bagi mereka yang tidak menjadi ulil amri tentu lebih mudah. Beban itu seharusnya menjadi lebih ringan. Hanya saja kebanyakan di antara kita selalu mendahului kehendak-Nya. Kita senantiasa khilaf, lidah ini memang tak bertulang, lisan pun rasanya mudah tergelincir. Para ulil amri yang memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik pun seakan tak pernah luput dari gunjingan. Sesungguhnya pada saat itu mereka sedang menantang marabahaya. Ketika kita menggunjingkan para ulil amri apalagi sampai membantahnya maka sesungguhnya kita akan benar-benar berhadapan dengan Rasulullah Saw. dan Allah SWT. Coba renungkan sabd...

Maukah Terus Terpuruk?

Oleh: Hasan Ridwan Bagaimana ini? Kita masih terpuruk. Dengan apa kita bayar iuran bangunan dan iuran sekolah? Jajan anak sekolah? Bayaran listrik? Tunggakan telepon? Tunggakan iuran warga? Cicilan barang yang masih tersisa? Keperluan rumah tangga? Juga hutang-hutang yang belum dilunasi? Penghasilan pun tidak punya! Makan apa kita hari ini? Besok bagaimana? Allaahumma yaa Qoodiyal Haajaat. Yaa Tuhanku yang memenuhi segala kebutuhan. Hanya kepada Engkaulah kami berharap. Hanya Engkaulah sebaik-baik pengurus dan pemberi pertolongan. Allaahumma yaa Arhamar Roohimiin. Yaa Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mohon ampuni segala dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat. Ampuni segala kesalahan kami kepada orang tua kami. Jangan jauhkan kami dari pintu rahmat-Mu. Jangan biarkan kami terbenam di dalam kesesatan yang nyata. Jauhkan segala kekhawatiran ini. Bebaskan kami dari belenggu kesusahan dunia. Mudahkan jalan kami untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Amien . ...

Apa Yang Kamu Cari? Sumber Penyesalan?

"Saya sebenarnya sudah coba di Jakarta. Tapi karena kepengurusan disana sudah ada dan sudah terisi semua, kebanyakan sih masih kerabat keluarga, maka saya akan coba di Bandung. Saya ingin aktif di kepengurusan Bandung", demikian yang saya tangkap dari saudara kita yang nampaknya sangat terobsesi. Subhanallah. Apa yang kau cari teman? Sampai sebegitu ambisiusnya! Kamu sengaja datang ke Bandung untuk "meminta jatah"? Kamu ingin tercatat sebagai pengurus di organisasi ini? Jika kuperhatikan, sejatinya kamu memang sangat ambisius. Meskipun kamu sudah tahu soal bakal kepengurusan yang lain, kamu seolah tidak peduli. Kamu masih bertanya soal banyak hal, apapun kau coba cari-cari. Siapa tahu memang ada peluang! Padahal kamu sudah tahu soal mekanisme organisasi. Semuanya sudah berjalan. Harusnya kamu bisa mengetahui itu. Harusnya kamu bisa menghargai itu. Bukankah kamu lebih paham soal organisasi? Mungkin mereka adalah nothing. Bakal kepengurusan yang ada sangat...